Nenek tua itu hendak menurunkan tongkatnya namun
Hyegun yang sudah berada dalam bekapan Jongin melambaikan tangannya seraya
berusaha untuk berteriak.
"B-boho-mmphttt" Ucap Hyegun tertahan.
Dug!
“Aaarrghh...,”
Ketika tongkat nenek tua itu mendarat dikepala Jongin
sang empunya refleks meringis kesakitan dan mengusap kepalanya pelan. Hyegun
yang sudah bebas dari bekapan Jongin lekas-lekas menjauh dari Jongin.
“A-apeo!”
Jongin kembali meringis ketika kakinya diinjak dengan
kencang oleh Hyegun,sedangkan Hyegun yang sudah berada di belakang nenek tua
tadi tersenyum senang.
“Harmoni.,jebalyo tolong aku. Namja itu namja mesum
harmoni..,” Ujar Hyegun sembari berlindung dipunggung nenek tua itu.
Pandangannya masih melihat kearah Jongin yang kini gantian memegangi kakinya
yang mungkin terasa nyeri.
“Tenang saja anak muda.,kau aman bersamaku” Nenek tua
itu berbalik kemudian menepuk-nepuk pelan bahu Hyegun. Hyegun langsung memasang
wajah ketakutan miliknya dan mengangguk pelan “Gamsahamnida harmoni.,”
Jongin yang sedari tadi sibuk memegangi kakinya
berhenti kemudian menatap kesekitarnya,dapat dilihat dengan jelas kalau
penumpang disekitarnya menatap tajam dirinya dan ia juga dapat melihat Hyegun
dan nenek tua yang telah memukulnya tadi berdiri tak jauh dari mereka.
‘Ugh sial! Yeoja itu benar-benar membuatku malu,’
Batin Jongin kesal.
*****
“Aku
pulang...,”
Hyori
sedikit berteriak ketika membuka pintu rumahnya,ia mendudukkan dirinya dilantai
rumahnya kemudian membuka sepatu yang masih terpasang dikakinya dan menaruhnya
dirak sepatu yang terletak tak jauh dari daun pintu rumahnya.
“Kau
kemana saja? Kenapa pulang terlambat?”
Baru
saja ingin melangkah masuk kedalam kamarnya tiba-tiba Sooyoung muncul dibalik
pintu kamar yang berada disebelahnya dan bersandar pada dinding yang membatasi
kamarnya dengan kamar kakaknya itu.
“Ada
sesuatu yang harus aku kerjakan eonni,” Jawab Hyori kemudian melenggang masuk
kedalam kamarnya,tapi saat melangkah masuk kedalam kamar bahu kanannya yang
sakit tak sengaja bertubrukan dengan daun pintu kamar sehingga Hyori sedikit
meringis.
“Kau
kenapa?” Sooyoung yang mendengar adiknya meringis kesakitan menghampiri adiknya
dengan dahi yang berkerut. Sooyoung segera memeriksa keadaan adik satu-satunya
itu.
“A-aku
tidak apa-apa eonni apeoo!” Hyori baru saja hendak meyakinkan kakaknya kalau
dirinya tidak apa-apa tapi malah berteriak kesakitan ketika tangan kakaknya
menyentuh dan sedikit menekan bahu kanannya yang lebam.
Sooyoung
yang menyadari itu lekas menarik keatas lengan seragam yang dipakai Hyori dan
matanya membelalak kaget ketika melihat luka lebam dibahu kanannya yang
membiru.
“Apa
ini?!” Sooyoung mengalihkan pandangannya dari luka dibahu kanan adiknya untuk
menatap wajah adiknya yang tiba-tiba menunduk menghindari tatapan matanya.
Hyori tetap menunduk dan diam tak menjawab
“Choi
Hyori jawab aku!” Oh beginilah Sooyoung jika sedang marah atau kesal,wanita
berusia 25 tahun ini selalu berteriak ketika sedang marah atau kesal bahkan ia
tak segan-segan untuk bermain tangan jika ia sudah benar-benar marah.
Hyori
makin menundukkan kepalanya menghindari tatapan mata kakaknya yang
tajam,Sooyoung selalu mengkhawatirkan kesehatan keluarganya baik ibu,ayah atau
adik kesanyangannya. Karena Sooyoung adalah seorang dokter muda jadi ia
bertugas menjaga dan mengkontrol kesehatan keluarganya,begitulah pemikiran
seorang Choi Sooyoung.
“Kau
disakiti oleh seseorang? Siapa pelakunya? Cepat katakan padaku siapa
pelakunya!?” Sooyoung kembali berucap dengan nada tajam miliknya.
“Tidak.
Tidak ada yang meyakitiku eonni,aku hanya menabrak tiang basket ketika
olahraga”
Karena
tidak mau kakak perempuannya berkata yang tidak-tidak dengan cepat Hyori
menjawab pertanyaan kakaknya dengan sedikit berbohong tentunya.
Sooyoung
menghela nafasnya ketika mendengar penuturan adiknya barusan,tangan kanannya
mengusap dahinya yang tadi sempat berkeringat. “Lain kali kau harus
berhati-hati Hyori-ya,kau tidak berbohong bukan?” Ucap Sooyoung.
Hyori
menggeleng dengan cepat “Aku tidak berbohong eonni,aku janji lain kali aku akan
berhati-hati” Sahut Hyori cepat. Sooyoung tersenyum tipis kemudian
mengacak-acak anak rambut Hyori yang berantakan menjadi tambah berantakan.
“Baiklah
baiklah,lain kali kau memang harus berhati-hati okay!?” Dengan senyum lebar
miliknya Sooyoung mengajak adiknya untuk berhighfive dan Hyori menurutinya
untuk berhighfive.
“Sekarang
kau bersihkan badanmu yang bau itu kemudian ambil obat oles dikamarku,”
Sooyoung sedikit meledek dengan menekan kata bau pada perkataannya barusan. Mendengar
kakaknya yang meledeknya bau,Hyori memajukan bibirnya dan menggembungkan
pipinya.
“Oh
oh oh..,tidak ada yang mau mencium orang yang bau kekekeke~” Sooyoung terkekeh
pelan kemudian bergegas masuk kedalam kamarnya sebelum teriakan milik Hyori
terdengar.
1...,
2...,
3..,
“EONNI!!!!”
*****
“Menyebalkaaaaannnnnn....,!!”
Teriakan
Hyegun memenuhi ruang keluarga kediaman Jung sore itu. Hyegun yang baru saja
pulang langsung berteriak didepan pintu yang baru saja tertutup rapat,wajahnya
dibasahi oleh keringat yang terus menetes dari dahi maupun pelipisnya. Rambutnya
terlihat berantakan bak seorang yang baru saja bangun tidur atau bahkan lebih
parah.
“Kim
Jongin memang menyebalkannnn!!”
Dug!
Dug! Dug!
Setelah
teriakan tak terdengar lagi kini gantian yang terdengar adalah hentakan keras
kaki Hyegun kelantai rumahnya sehingga menimbulkan bunyi yang keras.
“Ya!
Ya! Ya! Kau bisa merusak lantainya,berhentilah menghentakkan kakimu seperti
itu”
Hyegun
menghentikan aktivitasnya menghentak-hentakkan kakinya kelantai ketika
mendengar sebuah suara yang menurutnya sudah tak asing lagi baginya. Hyegun
melongo ketika matanya melihat seorang laki-laki yang berperawakan tinggi bak
tiang listrik muncul dibalik sofa yang membelakanginya dan laki-laki itu datang
menghampirinya yang hanya diam dengan mulut yang terbuka.
“Oraenmanieyo(Sudah
lama tidak berjumpa)...,Jung Hyegun”
Laki-laki
berperawakan tinggi bak tiang listrik itu tersenyum manis tepat didepan
Hyegun,dengan mulut yang masih terbuka pandangan mata Hyegun mulai naik dan
Hyegun sedikit mendongak untuk menatap laki-laki didepannya itu.
“Kau
hanya melihatku seperti itu? Apa kau tidak ingin memelukku?” Kini laki-laki
tinggi itu membuka kedua tangannya lebar-lebar. “Kau benar-benar tidak ingin
memelukku? Oh baiklah,kalau begitu besok aku akan kembali ke china saja.”
Laki-laki
tinggi itu baru saja ingin menurunkan tangannya tapi Hyegun buru-buru memeluk
erat laki-laki itu,erat sangat erat. Laki-laki tinggi itu tersenyum tipis
kemudian tangannya bergerak untuk membalas pelukan Hyegun.
“Jangan...,jangan
kembali lagi ke china oppa,” Didalam pelukan laki-laki itu Hyegun bergumam
pelan tapi laki-laki itu masih dapat mendengar gumamman Hyegun.
“Kenapa
kau melarangku?” Laki-laki itu menjawab gumamman Hyegun dengan gumamman juga.
“Karena aku merindukanmu oppa,bogoshipoyo~” Bisik Hyegun pelan.
Laki-laki
itu terkekeh pelan “Kau bilang apa? Aku tak mendengarnya?” Laki-laki itu
sedikit menundukkan kepalanya mendekat kearah Hyegun.
“Aku
merindukanmu” Ujar Hyegun.
“Kau
bilang apa? Aku tak mendengarnya,coba katakan lagi” Laki-laki itu berbohong.
“Ish!
Apa 3 tahun di china membuatmu tuli eoh!” Hyegun melepaskan pelukan laki-laki
itu kemudian meninju pelan perutnya.
“Ya!
Aku memang tidak mendengarmu,habis kau berbicara seperti kumur-kumur. Aku tidak
mendengarnya dengan jelas” Kilah laki-laki itu. Hyegun mendengus kesal
mendengarnya.
“Aku merindukanmu Huang
Zitao...,”
Hyegun
berkata dengan sedikit berteriak dan penekanan disetiap katanya. Laki-laki yang
berperawakan tinggi bak tiang listrik bernama Huang Zitao itu kemudian terkekeh
pelan kemudian mencubit dengan gemas kedua pipi Hyegun.
“Nah
kalau seperti itu aku bisa mendengar dengan jelas,kekekeke~”
“Oppa
hentikan.,kau menyakitiku tahu!”
“Tidak!
Aku tidak akan berhenti sebelum rasa rinduku padamu berkurang,”
“Aaah
oppa...,nanti pipiku tidak chubby lagi”
“Biarkan,aku
suka melihat wajahmu yang jelek itu kekekeke~”
“Ya!
Tao oppa!”
Laki-laki
itu Huang Zitao,biasa dipanggil Tao. Laki-laki kelahiran China 2 mei 1993 itu
merupakan sepupu dekat Jung Hyegun. Tao memang dilahirkan di china tapi ia
dibesarkan dikorea sejak umurnya menginjak 5 tahun. Dikorea Tao dibesarkan oleh
keluarga Jung yang saat itu belum juga dikaruniai seorang anak,tapi tak lama
setelah Tao diasuh oleh keluarga Jung akhirnya keluarga Jung diberkahi seorang
anak perempuan.
Maka
dari itu Tao dan juga Hyegun sudah sangat dekat bak seorang kakak dan adik,dimana
ada Tao disitu pasti ada Hyegun. Kemana-mana mereka pasti selalu bersama. Sejak
Hyegun kecil Tao selalu menjaga Hyegun bagaikan adik sendiri sampai keduanya
tumbuh dewasa.
Tapi
ketika Tao berusia 20 tahun dan Hyegun 15 tahun,Tao harus kembali ke china
karena kakek dan neneknya sakit dan Tao memutuskan untuk menetap disana
sementara. Setelah 3 tahun berlalu Tao memutuskan untuk kembali kekorea.
“Aish..,oppa
lihat! Pipiku jadi merah karenamu” Hyegun memegang kedua pipinya dengan kedua
tangannya kemudian mengusap-usapnya pelan. Tao yang melihat itu hanya tersenyum
tipis
“Sudah
sana kau mandi,aku akan mentraktirmu makan jjajangmyeon dikedai Seo ahjussi”
Tao berkata sambil melangkah mendekat kearah sofa kemudian mendudukkan dirinya
disofa itu,tangan kanannya meraih remote tv yang tergeleak diatas meja dan
menyalakan tv yang tadinya mati.
“Eoh?
Oppa bilang apa barusan?” Hyegun sedikit mendekat kearah Tao sambil merapikan
anak rambut yang menutupi pandangannya.
“Cepat
pergi mandi setelah itu aku kan mengajakmu makan jjajangmyeon dikedai Seo
ahjussi” Ujar Tao mengulangi perkataannya.
“Whooaa...??
jinjayo!? Jeongmalyo???” Hyegun langsung membuka matanya lebar-lebar dan
memperlihatkan matanya yang berbinar-binar.
“Yaaaaa!!”
Tao memekik ketika Hyegun mengguncang-guncangkan tubuhnya yang tiduran diatas
sofa dan karena guncangan Hyegun yang cukup kencang akibatnya Tao jatuh
terguling dari atas sofa.
“Kkkkyyyaaaa...
Akhirnya ada juga yang mentraktirku makan jjajangmyeon!!” Hyegun tak
mempedulikan Tao yang terjatuh dari atas sofa tapi Hyegun malah bertepuk tangan
dengan senang dan tanpa dosanya ia pergi meninggalkan Tao yang masih berusaha
bangun.
Dengan
masih memasang wajah yang berbinarbinar Hyegun masuk kedalam kamar miliknya
sambil sesekali menepuk kedua tangannya dengan senang. Gadis bermarga Jung itu
sedang dalam mood yang baik rupanya,setelah sebelumnya moodnya menurun karena
Kim Jongin kini moodnya naik karena Huang Zitao.
*****
Mobil
sedan berwarna putih itu berhenti tepat didepan pintu gerbang Senior High
School,kemudian tak lama waktu berselang keluarlah seorang yeoja dengan seragam
lengkapnya. Yeoja itu Hyegun,Hyegun tampak rapi seperti biasanya. Rambutnya
diikat dengan rapi menjadi satu.
Kaca
jendela pengemudi yang awalnya tertutup kini terbuka dengan lebar dan nampaklah
wajah Tao yang sedang tersenyum kearah Hyegun.
“Oppa
aku berangkat dulu ne?” Pamit Hyegun dengan senyum lebarnya,Tao mengangguk
kecil kemudian mengulurkan tangannya untuk mengacak acak anak rambut Hyegun
sehingga terlihat sedikit berantakan.
“Ne,hati-hati
okay? Belajar dengan giat nanti aku akan menjemputmu,jadi jangan pulang
sendirian. Tunggu saja didepan gerbang,arra?” Jelas Tao. Hyegun mengangguk
mengerti kemudian sedikit menjauh dari mobil.
“Arraso.,tapi
oppa tak perlu mengacak-acak rambutku karena membuatnya rapih membutuhkan waktu
yang tidak sembentar” Dumel Hyegun. Tao terkikik pelan mendengarnya,”Kau tenang
saja,adik kecilku akan selalu terlihat cantik” Ucap Tao.
“Ugh!
Jangan membuatku malu oppa,” Hyegun sedikit menunduk untuk menyembunyika rona
pada kedua pipinya. “Aku tidak membuatmu malu,hanya saja aku berkata dengan
benar.” Ucap Tao lagi.
“Oh!
Sudahlah oppa,aku harus masuk sekarang. Oh iya! Oppa harus menjemputku tepat
waktu okay! Bye oppa~” Hyegun melambaikan tangannya kearah Tao yang juga tengah
melambaikan tangannya dan perlahan-lahan punggung Hyegun menghilang dibelokkan
gerbang.
“Oh!
Rupanya adik kecilku sudah besar,” Gumam Tao sebelum menutup kaca mobilnya dan
lekas menancap gas nya menjauh dari sekolah Hyegun.
*****
Chapter 3 publish!! ^_^