Kamis, 11 September 2014

Happy Ending | Chapter 3

Nenek tua itu hendak menurunkan tongkatnya namun Hyegun yang sudah berada dalam bekapan Jongin melambaikan tangannya seraya berusaha untuk berteriak.

"B-boho-mmphttt" Ucap Hyegun tertahan.

Dug!

“Aaarrghh...,”

Ketika tongkat nenek tua itu mendarat dikepala Jongin sang empunya refleks meringis kesakitan dan mengusap kepalanya pelan. Hyegun yang sudah bebas dari bekapan Jongin lekas-lekas menjauh dari Jongin.

“A-apeo!”

Jongin kembali meringis ketika kakinya diinjak dengan kencang oleh Hyegun,sedangkan Hyegun yang sudah berada di belakang nenek tua tadi tersenyum senang.

“Harmoni.,jebalyo tolong aku. Namja itu namja mesum harmoni..,” Ujar Hyegun sembari berlindung dipunggung nenek tua itu. Pandangannya masih melihat kearah Jongin yang kini gantian memegangi kakinya yang mungkin terasa nyeri.

“Tenang saja anak muda.,kau aman bersamaku” Nenek tua itu berbalik kemudian menepuk-nepuk pelan bahu Hyegun. Hyegun langsung memasang wajah ketakutan miliknya dan mengangguk pelan “Gamsahamnida harmoni.,”

Jongin yang sedari tadi sibuk memegangi kakinya berhenti kemudian menatap kesekitarnya,dapat dilihat dengan jelas kalau penumpang disekitarnya menatap tajam dirinya dan ia juga dapat melihat Hyegun dan nenek tua yang telah memukulnya tadi berdiri tak jauh dari mereka.
‘Ugh sial! Yeoja itu benar-benar membuatku malu,’ Batin Jongin kesal.

*****

“Aku pulang...,”

Hyori sedikit berteriak ketika membuka pintu rumahnya,ia mendudukkan dirinya dilantai rumahnya kemudian membuka sepatu yang masih terpasang dikakinya dan menaruhnya dirak sepatu yang terletak tak jauh dari daun pintu rumahnya.

“Kau kemana saja? Kenapa pulang terlambat?”

Baru saja ingin melangkah masuk kedalam kamarnya tiba-tiba Sooyoung muncul dibalik pintu kamar yang berada disebelahnya dan bersandar pada dinding yang membatasi kamarnya dengan kamar kakaknya itu.

“Ada sesuatu yang harus aku kerjakan eonni,” Jawab Hyori kemudian melenggang masuk kedalam kamarnya,tapi saat melangkah masuk kedalam kamar bahu kanannya yang sakit tak sengaja bertubrukan dengan daun pintu kamar sehingga Hyori sedikit meringis.

“Kau kenapa?” Sooyoung yang mendengar adiknya meringis kesakitan menghampiri adiknya dengan dahi yang berkerut. Sooyoung segera memeriksa keadaan adik satu-satunya itu.

“A-aku tidak apa-apa eonni apeoo!” Hyori baru saja hendak meyakinkan kakaknya kalau dirinya tidak apa-apa tapi malah berteriak kesakitan ketika tangan kakaknya menyentuh dan sedikit menekan bahu kanannya yang lebam.

Sooyoung yang menyadari itu lekas menarik keatas lengan seragam yang dipakai Hyori dan matanya membelalak kaget ketika melihat luka lebam dibahu kanannya yang membiru.

“Apa ini?!” Sooyoung mengalihkan pandangannya dari luka dibahu kanan adiknya untuk menatap wajah adiknya yang tiba-tiba menunduk menghindari tatapan matanya. Hyori tetap menunduk dan diam tak menjawab

“Choi Hyori jawab aku!” Oh beginilah Sooyoung jika sedang marah atau kesal,wanita berusia 25 tahun ini selalu berteriak ketika sedang marah atau kesal bahkan ia tak segan-segan untuk bermain tangan jika ia sudah benar-benar marah.

Hyori makin menundukkan kepalanya menghindari tatapan mata kakaknya yang tajam,Sooyoung selalu mengkhawatirkan kesehatan keluarganya baik ibu,ayah atau adik kesanyangannya. Karena Sooyoung adalah seorang dokter muda jadi ia bertugas menjaga dan mengkontrol kesehatan keluarganya,begitulah pemikiran seorang Choi Sooyoung.

“Kau disakiti oleh seseorang? Siapa pelakunya? Cepat katakan padaku siapa pelakunya!?” Sooyoung kembali berucap dengan nada tajam miliknya.

“Tidak. Tidak ada yang meyakitiku eonni,aku hanya menabrak tiang basket ketika olahraga”
Karena tidak mau kakak perempuannya berkata yang tidak-tidak dengan cepat Hyori menjawab pertanyaan kakaknya dengan sedikit berbohong tentunya.

Sooyoung menghela nafasnya ketika mendengar penuturan adiknya barusan,tangan kanannya mengusap dahinya yang tadi sempat berkeringat. “Lain kali kau harus berhati-hati Hyori-ya,kau tidak berbohong bukan?” Ucap Sooyoung.

Hyori menggeleng dengan cepat “Aku tidak berbohong eonni,aku janji lain kali aku akan berhati-hati” Sahut Hyori cepat. Sooyoung tersenyum tipis kemudian mengacak-acak anak rambut Hyori yang berantakan menjadi tambah berantakan.

“Baiklah baiklah,lain kali kau memang harus berhati-hati okay!?” Dengan senyum lebar miliknya Sooyoung mengajak adiknya untuk berhighfive dan Hyori menurutinya untuk berhighfive.

“Sekarang kau bersihkan badanmu yang bau itu kemudian ambil obat oles dikamarku,” Sooyoung sedikit meledek dengan menekan kata bau pada perkataannya barusan. Mendengar kakaknya yang meledeknya bau,Hyori memajukan bibirnya dan menggembungkan pipinya.

“Oh oh oh..,tidak ada yang mau mencium orang yang bau kekekeke~” Sooyoung terkekeh pelan kemudian bergegas masuk kedalam kamarnya sebelum teriakan milik Hyori terdengar.

1...,
2...,
3..,

“EONNI!!!!”

*****

“Menyebalkaaaaannnnnn....,!!”

Teriakan Hyegun memenuhi ruang keluarga kediaman Jung sore itu. Hyegun yang baru saja pulang langsung berteriak didepan pintu yang baru saja tertutup rapat,wajahnya dibasahi oleh keringat yang terus menetes dari dahi maupun pelipisnya. Rambutnya terlihat berantakan bak seorang yang baru saja bangun tidur atau bahkan lebih parah.

“Kim Jongin memang menyebalkannnn!!”

Dug! Dug! Dug!

Setelah teriakan tak terdengar lagi kini gantian yang terdengar adalah hentakan keras kaki Hyegun kelantai rumahnya sehingga menimbulkan bunyi yang keras.

“Ya! Ya! Ya! Kau bisa merusak lantainya,berhentilah menghentakkan kakimu seperti itu”

Hyegun menghentikan aktivitasnya menghentak-hentakkan kakinya kelantai ketika mendengar sebuah suara yang menurutnya sudah tak asing lagi baginya. Hyegun melongo ketika matanya melihat seorang laki-laki yang berperawakan tinggi bak tiang listrik muncul dibalik sofa yang membelakanginya dan laki-laki itu datang menghampirinya yang hanya diam dengan mulut yang terbuka.

“Oraenmanieyo(Sudah lama tidak berjumpa)...,Jung Hyegun”

Laki-laki berperawakan tinggi bak tiang listrik itu tersenyum manis tepat didepan Hyegun,dengan mulut yang masih terbuka pandangan mata Hyegun mulai naik dan Hyegun sedikit mendongak untuk menatap laki-laki didepannya itu.

“Kau hanya melihatku seperti itu? Apa kau tidak ingin memelukku?” Kini laki-laki tinggi itu membuka kedua tangannya lebar-lebar. “Kau benar-benar tidak ingin memelukku? Oh baiklah,kalau begitu besok aku akan kembali ke china saja.”

Laki-laki tinggi itu baru saja ingin menurunkan tangannya tapi Hyegun buru-buru memeluk erat laki-laki itu,erat sangat erat. Laki-laki tinggi itu tersenyum tipis kemudian tangannya bergerak untuk membalas pelukan Hyegun.

“Jangan...,jangan kembali lagi ke china oppa,” Didalam pelukan laki-laki itu Hyegun bergumam pelan tapi laki-laki itu masih dapat mendengar gumamman Hyegun.

“Kenapa kau melarangku?” Laki-laki itu menjawab gumamman Hyegun dengan gumamman juga. “Karena aku merindukanmu oppa,bogoshipoyo~” Bisik Hyegun pelan.

Laki-laki itu terkekeh pelan “Kau bilang apa? Aku tak mendengarnya?” Laki-laki itu sedikit menundukkan kepalanya mendekat kearah Hyegun.

“Aku merindukanmu” Ujar Hyegun.
“Kau bilang apa? Aku tak mendengarnya,coba katakan lagi” Laki-laki itu berbohong.
“Ish! Apa 3 tahun di china membuatmu tuli eoh!” Hyegun melepaskan pelukan laki-laki itu kemudian meninju pelan perutnya.
“Ya! Aku memang tidak mendengarmu,habis kau berbicara seperti kumur-kumur. Aku tidak mendengarnya dengan jelas” Kilah laki-laki itu. Hyegun mendengus kesal mendengarnya.

“Aku merindukanmu Huang Zitao...,”

Hyegun berkata dengan sedikit berteriak dan penekanan disetiap katanya. Laki-laki yang berperawakan tinggi bak tiang listrik bernama Huang Zitao itu kemudian terkekeh pelan kemudian mencubit dengan gemas kedua pipi Hyegun.

“Nah kalau seperti itu aku bisa mendengar dengan jelas,kekekeke~”
“Oppa hentikan.,kau menyakitiku tahu!”
“Tidak! Aku tidak akan berhenti sebelum rasa rinduku padamu berkurang,”
“Aaah oppa...,nanti pipiku tidak chubby lagi”
“Biarkan,aku suka melihat wajahmu yang jelek itu kekekeke~”
“Ya! Tao oppa!”

Laki-laki itu Huang Zitao,biasa dipanggil Tao. Laki-laki kelahiran China 2 mei 1993 itu merupakan sepupu dekat Jung Hyegun. Tao memang dilahirkan di china tapi ia dibesarkan dikorea sejak umurnya menginjak 5 tahun. Dikorea Tao dibesarkan oleh keluarga Jung yang saat itu belum juga dikaruniai seorang anak,tapi tak lama setelah Tao diasuh oleh keluarga Jung akhirnya keluarga Jung diberkahi seorang anak perempuan.

Maka dari itu Tao dan juga Hyegun sudah sangat dekat bak seorang kakak dan adik,dimana ada Tao disitu pasti ada Hyegun. Kemana-mana mereka pasti selalu bersama. Sejak Hyegun kecil Tao selalu menjaga Hyegun bagaikan adik sendiri sampai keduanya tumbuh dewasa.

Tapi ketika Tao berusia 20 tahun dan Hyegun 15 tahun,Tao harus kembali ke china karena kakek dan neneknya sakit dan Tao memutuskan untuk menetap disana sementara. Setelah 3 tahun berlalu Tao memutuskan untuk kembali kekorea.

“Aish..,oppa lihat! Pipiku jadi merah karenamu” Hyegun memegang kedua pipinya dengan kedua tangannya kemudian mengusap-usapnya pelan. Tao yang melihat itu hanya tersenyum tipis

“Sudah sana kau mandi,aku akan mentraktirmu makan jjajangmyeon dikedai Seo ahjussi” Tao berkata sambil melangkah mendekat kearah sofa kemudian mendudukkan dirinya disofa itu,tangan kanannya meraih remote tv yang tergeleak diatas meja dan menyalakan tv yang tadinya mati.

“Eoh? Oppa bilang apa barusan?” Hyegun sedikit mendekat kearah Tao sambil merapikan anak rambut yang menutupi pandangannya.

“Cepat pergi mandi setelah itu aku kan mengajakmu makan jjajangmyeon dikedai Seo ahjussi” Ujar Tao mengulangi perkataannya.

“Whooaa...?? jinjayo!? Jeongmalyo???” Hyegun langsung membuka matanya lebar-lebar dan memperlihatkan matanya yang berbinar-binar.

“Yaaaaa!!” Tao memekik ketika Hyegun mengguncang-guncangkan tubuhnya yang tiduran diatas sofa dan karena guncangan Hyegun yang cukup kencang akibatnya Tao jatuh terguling dari atas sofa.

“Kkkkyyyaaaa... Akhirnya ada juga yang mentraktirku makan jjajangmyeon!!” Hyegun tak mempedulikan Tao yang terjatuh dari atas sofa tapi Hyegun malah bertepuk tangan dengan senang dan tanpa dosanya ia pergi meninggalkan Tao yang masih berusaha bangun.
Dengan masih memasang wajah yang berbinarbinar Hyegun masuk kedalam kamar miliknya sambil sesekali menepuk kedua tangannya dengan senang. Gadis bermarga Jung itu sedang dalam mood yang baik rupanya,setelah sebelumnya moodnya menurun karena Kim Jongin kini moodnya naik karena Huang Zitao.

*****

Mobil sedan berwarna putih itu berhenti tepat didepan pintu gerbang Senior High School,kemudian tak lama waktu berselang keluarlah seorang yeoja dengan seragam lengkapnya. Yeoja itu Hyegun,Hyegun tampak rapi seperti biasanya. Rambutnya diikat dengan rapi menjadi satu.

Kaca jendela pengemudi yang awalnya tertutup kini terbuka dengan lebar dan nampaklah wajah Tao yang sedang tersenyum kearah Hyegun.

“Oppa aku berangkat dulu ne?” Pamit Hyegun dengan senyum lebarnya,Tao mengangguk kecil kemudian mengulurkan tangannya untuk mengacak acak anak rambut Hyegun sehingga terlihat sedikit berantakan.

“Ne,hati-hati okay? Belajar dengan giat nanti aku akan menjemputmu,jadi jangan pulang sendirian. Tunggu saja didepan gerbang,arra?” Jelas Tao. Hyegun mengangguk mengerti kemudian sedikit menjauh dari mobil.

“Arraso.,tapi oppa tak perlu mengacak-acak rambutku karena membuatnya rapih membutuhkan waktu yang tidak sembentar” Dumel Hyegun. Tao terkikik pelan mendengarnya,”Kau tenang saja,adik kecilku akan selalu terlihat cantik” Ucap Tao.
“Ugh! Jangan membuatku malu oppa,” Hyegun sedikit menunduk untuk menyembunyika rona pada kedua pipinya. “Aku tidak membuatmu malu,hanya saja aku berkata dengan benar.” Ucap Tao lagi.

“Oh! Sudahlah oppa,aku harus masuk sekarang. Oh iya! Oppa harus menjemputku tepat waktu okay! Bye oppa~” Hyegun melambaikan tangannya kearah Tao yang juga tengah melambaikan tangannya dan perlahan-lahan punggung Hyegun menghilang dibelokkan gerbang.

“Oh! Rupanya adik kecilku sudah besar,” Gumam Tao sebelum menutup kaca mobilnya dan lekas menancap gas nya menjauh dari sekolah Hyegun.


*****

Chapter 3 publish!! ^_^

Tidak ada komentar:

Posting Komentar